Minggu, 14 November 2010

KEKUATAN SYETAN YANG BERWAJAH MANUSIA


Acara  : IRMATA
Penyaji : Ustad Wildan Kurniawan, S.Ag
Tempat : SMPN 6 Garut
Waktu :  22 Oktober 2010 (10.30 s/d selesai)



Firman ALLOH dalaam QS,AN-nas:5-6

 الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُوْرِ النَّاسِ   
  مِنَ الجِنَّةِ وَالنَّاسِ

Artinya:
5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
6. dari (golongan) jin dan manusia.

Ketika seorang mubaligh bercerita tentang godaan syetan yang akan mengganggu kita apabila kita akan berbuat kebaikan, bahkan sang syetan akan terus berusaha membatalkan usaha kita supaya tidak jadi beramal sholih, tiba – tiba seorang mustami yang hadir pada saat itu berdiri dan meminta izin untuk pulang ke rumahnya, “ wahai syekh ! izinkan aku pulang untuk mengambil sesuatu yang bisa disedekahkan dan akan kulawan syetan-syetan itu!.  
Ketika sampai di rumah si mustami tadi mengambil kantong kosong dan mengisinya dengan gandum untuk disedekahkan , dia merasa senang karena merasa tidak ada setan yang mengganggunya, namun ketika dia telah berhasil mengantongi gandum dan hendak keluar untuk bersedekah, tiba-tiba istrinya datang menghalanginya untuk menyedekahkan gandum yang sudah dikantonginya. Pada saat itu terjadi pertengkaran antara si lelaki tadi dengan istrinya, bahkan saling berebut gandum yang akhirnya gandumnya pun jatuh dan berserakan di lantai, dan si lelaki itupun tak jadi sedekah.
Ketika si mustami itu kembali ke mesjid sang mubaligh bertanya kepadanya, bagaimana apakah kau telah berhasil bersedekah dan mengalahkan syetan-syetan itu? Si mustami menjawab : sudah, aku telah berhasil mengalahkan syetan-syetan itu, namun “induknya syetan” datang dan aku kalah olehnya.



Anak – anaku sekalian !
Kisah tadi hanya untuk memberi gambaran bahwa syetan yang berwajah manusia kadang lebih kuat dibanding dengan syetan yang tak Nampak, syetan jenis ini ( yang Nampak ) bisa berupa teman duduk kita di kelas, bisa jadi guru kita bahkan bisa jadi oranng tua kita sendiri.
Bukankah sejak tadi pagi kita sudah bertekad berangkat dari rumah untuk pergi ke sekolah, namun hanya karena ajakan dan bisikan syetan yang berupa teman kita malah jadi bolos dan lebih memilih warnet atau  PS sebagai tempat mangkal kita ?
Sejak masuk kelas kita sudah bulat bahwa nanti kalau pulang sekolah mau sholat berjamaah dzuhur di sekolah, namun ketika ada sobat kita yang mengajak kabur, demi solidaritas teman, kita tak kuasa melawanya meskipun harus kabur dengan susah payah meloncati benteng sekolah.
Sekali lagi, sejak awal ketika kita berniat mau ke sekolah dan mentaati peraturan sekolah, sebenarnya kita sedang bertarung melawan syetan yang tak Nampak dan kebanyakan dari kita berhasil mengalahkanya, namun ketika syetan itu berubah wujud menjadi teman kita, dan mengajak kita untuk melanggar peraturan sekolah kita tak kuat melawanya
Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap bisikan syetan baik syetan dari kelompok jin ( yang tak Nampak ), maupun syetan dari kelompok manusia        ( yang Nampak ) yang kadang kita sulit untuk melawannya hanya demi solidaritas ataupun malu karena dia berwajah atasan kita, ortu kita, ataupun teman sejati kita.

Read More... KEKUATAN SYETAN YANG BERWAJAH MANUSIA Read More..

Rabu, 10 November 2010

Memaknai Salah Satu Ayat Surat Huud


Acara  : Pengajian Rutin Hari rabu (Pegawai SMPN 6 Garut)
Penyaji : Ustad DIDIN
Tempat : SMPN 6 Garut
Waktu : 10 Nopember 2010, 12.30 s.d selesai


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ وَمَا كَانَ
Artinya :
Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.

Berkenaan dengan ayat tersebut diatas, kita merasa miris dengan kejadian yang ada di Indonesia secara terus menerus dilanda bencana alam.
 Ada apa dengan bangsa Indonesia? Dengan terjadinya banjir, lumpur Lapindo, air bah Cigintung,Longsor wasior, erupsi merapi, tsunami dan yang lainnya. Ini terjadi hampir menyeluruh dibanyak kawasan di Nusantara dibarengi juga dengan bencana longsor, angin kencang yang menumbangkan banyak pohon, puting beliung yang banyak merobohkan rumah-rumah.
Sungguh suatu hal yang aneh bila kita hanya mengganggap hal ini terjadi,secara kebetulan, pasti ada yang salah dengan keadaan bangsa ini yangseolah-olah alam memberikan peringatan yang makin lama makin besar
terhadap bangsa ini kecuali bangsa ini berubah.
Pada jaman dulu kehancuran negeri yang sebelumnya digambarkan hidup penuh makmur, sejahtera, dan damai dilakukan melalui bermacam-macam cara: diberi gempa bumi yang hebat yang berlangsung berhari-hari dan diiringin dengan hujan batu berlumpur, seperti yang dialami kaum Nabi Luth as; terjangan badai dahsyat dan cuaca dingin seperti dialami ummat Nabi Hud as; menenggelamkan penghuninya dengan banjir besar, seperti yang dialami ummat Nabi Nuh as; gemuruh suara petir yang sangat kuat dan mematikan seperti ummat Nabi Shalih as.
Kaum Nabi Luth as dimusnahkan akibat perbuatan mereka yang melegalisir hubungan seksual dengan kaum sejenis (homosek). Mereka memilih sesama lelaki untuk pasangan hidupnya. Bahkan perkawinan yang wajar (antara lelaki-perempuan) dianggap hal yang aneh. Penawaran Luth akan putrinya agar mereka nikahi justru dicibirkan.
Kehancuran yang menimpa kaum `Ad adalah akibat perilaku mereka yang syirik kepada Allah swt. Mereka menganut kepercayaan kepada banyak dewa dan menyembah dewa-dewa tersebut.
Kaum Tsamud dihancurkan akibat durhaka kepada Tuhan dan mendustai ajaran Nabi Shalih as. Nabi Shalih mengajak ummatnya agar kembali ke jalan yang benar, namun mereka menolak. Bahkan unta yang menjadi mukjizat Nabi Shalih mereka bunuh.
Mereka hidup berwewah-mewah dengan mendirikan rumah-rumah dan bungalow-bungalow megah. Mendirikan sarana megah bagi mereka tidak sulit sebab mereka ahli-ahli bangunan yang tak tertandingkan pada masanya. Dan segala kemampauan yang dimiliki, mereka curahkan untuk menikmati kehidupan dunia. Sementara masih banyak masyarakat melarat yang hidup menderita. Oleh sebab itu, Allah membinasakan mereka lantaran hidup semakin congkak dan sombong, dengan mendatangkan gempa dan petir yang dahsyat.
Sesungguhnya, musibah maupun ‘adzab yang ditimpakan Allah SWT kepada manusia ditujukan agar mereka kembali mentauhidkan Allah SWT, dan menjalankan seluruh syariatNya dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Sayangnya, banyak orang memandang musibah sebagai peristiwa dan fenomena alam biasa, bukan sebagai peringatan dan pelajaran dari Allah SWT. Akibatnya, mereka tetap tidak mau berbenah dan memperbaiki diri. Mereka tetap melakukan kemaksiyatan dan menyia-nyiakan syariat Allah SWT. Mereka lebih percaya kepada kekuatan ilmu dan teknologi bikinan manusia untuk menangkal bencana dan musibah, dari pada Kekuatan dan Kekuasaan Allah SWT. Adanya musibah tidak justru menjadikan mereka rendah diri dan bersandar kepada Allah, namun justru menyeret mereka untuk semakin ingkar kepada Allah SWT.download
Walaupun segala bencana adalah rasional, namun Islam mensyariatkan kepada umatnya untuk ber-istirjaa', yaitu ketika mendapatkan musibah segera mengucapkan Innaa Lillaahi wa Innaa Ilayhi Raaji'uun, yang berarti "Sesungguhnya kami adalah milik Allah Swt, dan hanya kepada-Nya-lah kami kembali". Ucapan ini memang terlihat sederhana, namun ia memiliki makna yang sangat mendalam, yakni mengingatkan kita untuk senantiasa ber-Tauhid, ber-Qadhaa dan ber-Qadar.


Read More... Memaknai Salah Satu Ayat Surat Huud Read More..

Selasa, 09 November 2010

POTRET SEORANG IBU

Acara  : IRMATA
Penyaji : Ustad Wildan Kurniawan, S.Ag
Tempat : SMPN 6 Garut
Waktu :  12.30 s.d selesai



Ketika Rosulullah saw ditanya, “Diantara semua orang, siapakah yang paling pantas menerima kebaikan  cinta kasih ( BIRR ) ?Rosul menjawab, Ibumu”. Penanya itu bertanya lagi, setelah itu siapa lagi ?, Rasul menjawab, Ibumu. Dia bertanya lagi, setelah itu siapa ? Ibumu jawab Rasul kemudian setelah itu baru Bapakmu”.
Kata Birr sering diterjemahkan prilaku baik, kemurahan hati, perbuatan yang penuh kasih sayang dan kelembutan, sementara bentuk adjektif dari Birr adalah Barr yaitu salah satu sifat Allah swt ( QS. 52 : 287 ).
Rosulallah mengajarkan kepada kita untuk memuliakan orang tua kita, terutama ibu. Kata yang digunakannya pun kata Birr yang memiliki kesamaan makna dengan Barr  ( sebagai salah satu sifat Allah ). Ini berarti bahwa seorang ibu mempunyai kedudukan yang sangat terhormat dan mulia di sisi Allah, bahkan perintah untuk taat kepada Allah dirangkaikan dengan keharusan berbuat baik kepada orang tua. Selain itu, ibu disebut sebanyak 3 kali sementara bapak 1 kali.
Kedudukan ibu dalam tradisi islam tercermin dalam pemberian nama salah satu organ tubuhnya yang diambil dari sifat Allah swt yaitu Rahim yang berasal dari akar yang sama dengan Rahmah ( salah satu sifat Allah ).
Oleh karena itu hubungan antara Birr dan Barr, Rahim dan Rahmah, Ibu dan Allah, sangat jelas dalam bentuk maupun makna dari kata yang di gunakan. Oleh sebab itu barang siapa yang tidak mau memuliakan ibu berarti dia sedang memutuskan kasih sayang Allah kepadanya.
Allah berfirman : “Akulah Tuhan dan Aku adalah Yang Maha Pengasih. Aku ciptakan rahim dan aku berikan padanya sebuah nama yang berasal dari nama-ku sendiri. Maka jika seseorang menyatukan rahim, maka Aku akan menyatukan dirinya dengan-Ku”.           ( Hadits Qudsi )
Namun sayang, ditengah kehidupan yang serba materialistic, di tengah arus sekulerisasi dan liberalisasi terhadap norma-norma agama, pengorbanan, ketegaran dan kehebatan seorang ibu yang semestinya dihormati, dipuja, dan dikagumi oleh seorang anak, kini sudah mulai luntur malah diabaikan.
Akibatnya, banyak anak yang tak hormat lagi pada ibunya, hanya lantaran ibunya sedikit melakukan kesalahan kecil yang manusiawi, atau hanya karena kita malu karena ibu kita lusuh, kelihatan kotor, kampungan dan tidak berpikiran modern, sementara kita merasa diri telah hebat, paling modern, paling gaul hanya karena pendidikan kita lebih tinggi dari ibu kita.
Padahal kalau ditafakuri semua jasa dan pengorbanan seorang ibu, yang telah memberikan DARAHNYA buat kelangsungan hidup kita selama 9 bulan 10 hari (selama di kandung), dan AIR SUSUNYA selama 20 bulan 20 hari ( masa menyusui ) lihat ( QS. 46 : 15 ), maka tak seorangpun anak yang mampu membalas semua pengorbanan ini.
Oleh karena itu, selagi ibu kita masih ada muliakanlah beliau, sebelum semuanya terlambat.betapa malangnya seorang anak yang belum sempat berbakti pada ibunya, sementara kini ibunya telah tiada, jangankan berbakti hanya untuk meminta maaf atas segala kekhilafanya saja tak sempat, apalagi kalau kita mengenang semasa ibu masih ada, sering wajah kita bermuka masam, tak jarang ucapan yang tak pantas keluar dari mulut kita, banyak prilaku tak bermoral kita tunjukan  pada ibunda di rumah, padahal semua pengorbananya tak terbalaskan.
Sebelum sesal kita semakin dalam, marilah di tengah keheningan malam, saat bulan bersinar lembut, ketika Allah turun ke bumi mencari hamba-hamba-Nya yang sedang bersujud, mari kita bersimpuh di hadapan-Nya dengan segunung harapan menerawang jasa dan pengorbana yang telah ibunda lakukan- apapun- dan – bagaimanapun-agar tak ada sesal saat mahkamah Ilahi menghadirkan butir-butir air mata ibunda sebagai saksi atas kesedihan dan kepedihan dalam getirnya kehidupan yang ia jalani.



Read More... POTRET SEORANG IBU Read More..

Senin, 08 November 2010

HARGA DIRI KAUM MUSLIM LEBIH TERHORMAT DARI PADA KA’BAH


Acara  : Tausyiah (sosialisasi SSN SMP 6 Garut)
Penyaji : Ustad Wildan Kurniawan, S.Ag
Tempat : SMPN 6 Garut
Waktu  : 6 Nopember 2010, 12.30 s.d selesai

Alloh SWT dalam firmanNya
Alquran ,Surat Al Hujuraat ayat 12  yang artinya :
. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS, AlHujurat:12)
Ayat di atas melarang tiga hal, yang apabila dilakukan akan dapat menghancurkan nilai-nilai persaudaran di kalangan kaum musllimin. Pertama “ Adzonnu”, kedua “ Tajassus”, dan ketiga “ Ghibah”.
Ketika Ibnu Umar bertawaf bersama Rosululloh tiba-tiba Ibnu Umar mendengar Rasul berbicara kepada Ka’bah, “wahai ka’bah betapa indahnya engkau, betapa harumnya baumu, dan betapa besarnya kehormatanmu, tapi demi Allah yang diriku ada di tangan-Nya, sesungguhnya Kehormatan seorang mu’min jauh lebih besar di banding dengan kehormatanmu, darah dan hartanya harus dihormati dan tidak boleh berprasangka kecuali yang baik-baik saja”.
Kaum muslimin diajarkan untuk tidak saling berprasangka yang jelek, menuduh tanpa dasar yang jelas, apalagi memfitnah, Rasul mengingatkan kita supaya menjauhi prasangka jelek ( Adzonnu ) karena sesungguhnya prasangka jelek adalah sedusta-dustanya ucapan.
Apabila seseorang sudah mulai berprasangka jelek, maka dia akan terjerumus pada tahapan selanjutnya yaitu TAJASSUS ( mencari-cari keburukan orang lain ). Dia  akan mulai mencari kelemahan, keburukan dari orang yang dia sangka untuk membenarkan sangkaanya, Rosululloh mengingatkan kita dengan keras bahwa barang siapa yang suka mencari keburukan orang lain maka Allah akan membukakan aibnya sendiri dan mempermalukanya walaupun di tengah keluarganya. Dan dalam riwayat lain Rosul bersabda Berbahagialah orang yang selalu sibuk dengan aibnya sendiri ( intropeksi diri ) dibanding mengurus dan sibuk mencari aib orang lain. Allah saja Yang Maha Kuasa masih senang menutupi aib diri kita, menutupinya dari pandangan manusia, bisa dibayangkan seandainya Allah memperlihatkan aib kita di hadapan banyak manusia, tentu kita tidak bisa  manampakan wajah kita di hadapan manusia karena malu, oleh karena itu tutupilah aib orang lain sebagaimana Allah menutupi aib diri kita di hadapan manusia yang lainnya.
Tahapan selanjutnya amalan yang bisa meruntuhkan nilai-nilai persudaraan sesame muslim adalah Ghibah         ( Menyebarkan aib orang lain ) , pelaku ghibah seperti orang yang menusuk dari belakang, dia melucuti, meruntuhkan kehormatan orang lain bahkan membunuh karakter orang lain tanpa orang tersebut bisa membela atau mempertahankan dirinya dari serangan pelaku ghibah, karena dirinya tidak sadar / tahu sedang dijelek-jelekan.
Ka’bah adalah symbol syi’ar Islam, tempat mengagungkan Allah, siapapun yang mencoba menghancurkan ka’bah akan mengundang murka Allah seperti yang pernah dilakukan  oleh Abrahah, namun demikian kehormatan seorang muslim jauh lebih besar dibanding dengan ka’bah, bisa kita bayangkan bagaimana murkanya Allah bila ada yang mencoba menghancurkan kehormatan seorang muslim.
Oleh karena itu jauhilah oleh kita Adzonnu,Tajassus, dan Ghibah.
Ghibah takan pernah ada bila kita tidak melakukan Tajassus,
dan tajassus takan terjadi bila kita tidak punya prasangka yang jelek ( Adzonu ).

Namun bila kita melakukan semuanya, kita selalu berprasangka jelek, kemudian mencari keburukan orang lain dan menyebarkanya, maka sebenarnya kita sedang menghancurkan kehormatan seorang muslim lainya dan perbuatan itu seperti ORANG YANG SEDANG MEMAKAN DAGING BANGKAI SAUDARANYA SENDIRI,TENTU KITA SANGAT MEMBENCINYA, MAKA TAKUTLAH PADA ALLAH, SESUNGGUHNYA ALLAH MAHA PENERIMA TAUBAT DAN MAHA PENYAYANG. Wallahu A’lam Bi Shawwab
Read More... HARGA DIRI KAUM MUSLIM LEBIH TERHORMAT DARI PADA KA’BAH Read More..
Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template