Acara : Tausyiah (sosialisasi SSN SMP 6 Garut)
Penyaji : Ustad Wildan Kurniawan, S.Ag
Tempat : SMPN 6 Garut
Waktu : 6 Nopember 2010, 12.30 s.d selesai
Alquran ,Surat Al Hujuraat ayat 12 yang artinya :
. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS, AlHujurat:12)
Ayat di atas melarang tiga hal, yang apabila dilakukan akan dapat menghancurkan nilai-nilai persaudaran di kalangan kaum musllimin. Pertama “ Adzonnu”, kedua “ Tajassus”, dan ketiga “ Ghibah”.
Ketika Ibnu Umar bertawaf bersama Rosululloh tiba-tiba Ibnu Umar mendengar Rasul berbicara kepada Ka’bah, “wahai ka’bah betapa indahnya engkau, betapa harumnya baumu, dan betapa besarnya kehormatanmu, tapi demi Allah yang diriku ada di tangan-Nya, sesungguhnya Kehormatan seorang mu’min jauh lebih besar di banding dengan kehormatanmu, darah dan hartanya harus dihormati dan tidak boleh berprasangka kecuali yang baik-baik saja”.
Kaum muslimin diajarkan untuk tidak saling berprasangka yang jelek, menuduh tanpa dasar yang jelas, apalagi memfitnah, Rasul mengingatkan kita supaya menjauhi prasangka jelek ( Adzonnu ) karena sesungguhnya prasangka jelek adalah sedusta-dustanya ucapan.
Apabila seseorang sudah mulai berprasangka jelek, maka dia akan terjerumus pada tahapan selanjutnya yaitu TAJASSUS ( mencari-cari keburukan orang lain ). Dia akan mulai mencari kelemahan, keburukan dari orang yang dia sangka untuk membenarkan sangkaanya, Rosululloh mengingatkan kita dengan keras bahwa barang siapa yang suka mencari keburukan orang lain maka Allah akan membukakan aibnya sendiri dan mempermalukanya walaupun di tengah keluarganya. Dan dalam riwayat lain Rosul bersabda Berbahagialah orang yang selalu sibuk dengan aibnya sendiri ( intropeksi diri ) dibanding mengurus dan sibuk mencari aib orang lain. Allah saja Yang Maha Kuasa masih senang menutupi aib diri kita, menutupinya dari pandangan manusia, bisa dibayangkan seandainya Allah memperlihatkan aib kita di hadapan banyak manusia, tentu kita tidak bisa manampakan wajah kita di hadapan manusia karena malu, oleh karena itu tutupilah aib orang lain sebagaimana Allah menutupi aib diri kita di hadapan manusia yang lainnya.
Tahapan selanjutnya amalan yang bisa meruntuhkan nilai-nilai persudaraan sesame muslim adalah Ghibah ( Menyebarkan aib orang lain ) , pelaku ghibah seperti orang yang menusuk dari belakang, dia melucuti, meruntuhkan kehormatan orang lain bahkan membunuh karakter orang lain tanpa orang tersebut bisa membela atau mempertahankan dirinya dari serangan pelaku ghibah, karena dirinya tidak sadar / tahu sedang dijelek-jelekan.
Ka’bah adalah symbol syi’ar Islam, tempat mengagungkan Allah, siapapun yang mencoba menghancurkan ka’bah akan mengundang murka Allah seperti yang pernah dilakukan oleh Abrahah, namun demikian kehormatan seorang muslim jauh lebih besar dibanding dengan ka’bah, bisa kita bayangkan bagaimana murkanya Allah bila ada yang mencoba menghancurkan kehormatan seorang muslim.
Oleh karena itu jauhilah oleh kita Adzonnu,Tajassus, dan Ghibah.
Ghibah takan pernah ada bila kita tidak melakukan Tajassus,
dan tajassus takan terjadi bila kita tidak punya prasangka yang jelek ( Adzonu ).
Namun bila kita melakukan semuanya, kita selalu berprasangka jelek, kemudian mencari keburukan orang lain dan menyebarkanya, maka sebenarnya kita sedang menghancurkan kehormatan seorang muslim lainya dan perbuatan itu seperti ORANG YANG SEDANG MEMAKAN DAGING BANGKAI SAUDARANYA SENDIRI,TENTU KITA SANGAT MEMBENCINYA, MAKA TAKUTLAH PADA ALLAH, SESUNGGUHNYA ALLAH MAHA PENERIMA TAUBAT DAN MAHA PENYAYANG. Wallahu A’lam Bi Shawwab
1 komentar:
saya setuju sekali tentang hal ini, namun ka'bah juga harus dipertahankan nilai spiritualnya
Posting Komentar