Jumat, 24 Desember 2010

CINTA

Acara : IRMATA
Penyaji : Ustadzah Nurul , S.Ag
Tempat : SMPN 6 Garut
Waktu : 22 November 2010, 12.30 s.d selesai

Kisah cinta selalu diangkat dimanapun ,kapanpun, setiap waktu, setiap orang karena kisah cinta memang tak pernah ada habis-habisnya mulai dari kisah cintanya Nabi Adam dengan Siti Hawa, romeo dan Julia , zaenudin dan hayat,i hingga ariel peterpan dan luna maya.
Sebetulnya apa itu Cinta? Tak ada rumusan yang jelas tentang definisi cinta, bahkan pakar tatabahasapun berbeda-beda mendefinisikan kata cinta sesuai dengan versinya masing-masing.Mengapa begitu ? jawabanya karena perasaan cinta begitu unik, begitu halus hingga sulit didefinisikan dengan untaian kata-kata. Tapi yang jelas cinta hanya dapat dirasakan dalam emosi jiwa masing-masing orang.
Dampak dari cinta bisa baik bisa buruk.Ada orang yang melesat energy positipnya ketika berhadapan dengan cinta dan ada pula yang malah terpuruk karena beban cinta.Misalnya kasus seorang siswi Sekolah Menengah Atas sebut saja Bunga yang sedang mencintai kakak kelasnya yang bernama Andika.Orang tua Bunga begitu gelisah melihat perubahan drastis yang dialami putrinya itu.Bagaimana tidak, putrinya yang tadinya periang tiba-tiba jadi pendiam, kerjanya melamun saja dan banyak mengurung diri di kamarnya.Prestasinya menurun drastis, malas mengerjakan PR sekolah hingga berulang kali ia dihukum karena kelalaiannya.Dan yang lebih parah lagi ibadahnya jadi malas.Lain lagi cerita Melati siswi kelas dua SMA yang mencintai dan menjalin hubungan cinta dengan teman laki-lakinya yang merupakan aktivis remaja masjid di sekolahnya.Perubahan terjadi padanya , dari yang berpenampilan tomboy, bicara cuek ceplas-ceplos berubah menjadi anggun, berjilbab rapih dan bicaranya lebih teratur. Begitulah kisah cinta …………
Cerita cinta sebagaimana yang dikisahkan di atas adalah refleksi dari cinta syahwati yang merupakan fitrah yang diberikan oleh Allah SWT kepada seluruh makhluk-makhluknya terutama manusia. Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam Quran Surat Al. Imron ayat 14
“ Dijadikan indah dalam pandangan manusia kecintaan kepada apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak – anak, harta benda yang bertumpuk-tumpuk dalam bentuk emas, perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah lading. Itulah kesenangan dunia dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik “
Jika melihat Ayat di atas maka wajarlah jika perasaan cinta syahwati ini muncul dan berkembang dalam diri seseorang. Tak perlu panik atau takut menghadapinya karena memang sudah fitrahnya hadir dalam jiwa seseorang dan kelak akan ditindaklanjuti dengan cinta menuju gerbang pernikahan yang lebih suci yaitu cinta suami istri.
Sebelum terikat pernikahan seseorang harus melihat rambu – rambu agama dalam menyiasati cinta syahwati ini agar tidak terjerumus dalam maksiat dan dosa. Rambu-rambunya adalah sebagai berikut :
1. Mencintai dengan sewajarnya
“ Cintailah kekasihmu sewajarnya karena boleh jadi suatu saat dia akan jadi musuhmu dan bencilah musuhmu sewajarnya karena boleh jadi suatu saat dia akan menjadi kekasihmu”. ( HR. At Tirmidzi )
2. Mencintai dan membenci karena Allah SWT.
Cintai perbuatan – perbuatan yang dicintai oleh Allah dan membenci perbuatan perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT.
Ketika dua orang manusia berlawanan jenis saling mencintai maka jangan lepas dari aturan – aturan yang dibenarkan oleh syariat islam.
3. Menjaga Pandangan

‘ Katakanlah kepada laki – laki yang beriman , agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh Allah maha Mengetahui apa yang mereka perbuat “

4. Tidak membicarakan hal – hal yang menjurus pada kemaksiatan.

“Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh orang bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barang siapa berbuat demikian karena mencari keridlaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar”.

5. Hindari Berkhalwat ( Berdua- duaan )
6. Hindari sentuhan Fisik

“ Sesungguhnya aku tidak pernah bersalaman dengan wanita bukan muhrimku “. ( HR. Bukhari )

Rasulullah SAW tidak pernah bersalaman dengan wanita yang bukan muhrimnya apalagi lebih dari itu. Kita sebagai umatnya patut mengambil uswah dari segala sikap dan perbuatan Rasulullah SAW.
7. Menjaga Auratnya masing – masing.

“ Wahai Nabi ! katakanlah kepada istri – istrimu, anak –anakmu dan istri – istri orang mu’min,hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang”( QS. Al Ahzab : 59 )

Demikianlah rambu – rambu yang harus diperhatikan oleh seseorang yang sedang terkena wabah cinta antar lawan jenis.semoga dapat menjadi tausiah yang baik.
Read More... CINTA Read More..

Senin, 13 Desember 2010

Perkara yang berharga dalam diri manusia dan dia bisa hilang dengan empat perkara juga.

Acara : Tausyiah Sosialisasi SSN
Penyaji : Ustadz Holil Budiman, S.Pdi
Tempat : SMPN 6 Garut
Waktu : 11 Desember 2010, 09.00 WIB

Rasulullah S.A.W bersabda
“Ada empat macam yang berharga dalam diri manusia dan ia boleh hilang dengan empat sebab. Adapun yang berharga itu ialah akal, agama, malu dan amal soleh. Maka akal boleh hilang disebabkan marah. Agama boleh hilang disebabkan dengki. Malu boleh hilang disebabkan tamak dan amal soleh boleh terhapus disebabkan suka menceritakan keburukan orang lain

1) Akal fikiran
Pertama sekali adalah akal fikiran manusia, akal adalah satu anugerah Allah yang paling berharga kepada hambanya yang bernama manusia. Akal adalah satu amanah yang besar dari Allah kepada manusia. Akal jugalah yang membezakan antara manusia dengan makhluk-makhluk Allah yang lainnya. Akal fikiran digunakan untuk membedakan antara kebaikan dan juga keburukan.
Musuh kepada akal adalah nafsu. Kedua-duanya saling berlawanan antara satu sama lain. Akal boleh hilang disebabkan nafsu marah ( Godob). Sebab itulah bila anda melihat orang yang sedang marah ni seolah-olah mereka tidak dapat berfikir panjang apa yang mereka lakukan. Kadang-kadang sampai bergaduh, mencaci, membunuh dan banyak lagi. Ini kerana dalam diri mereka telah dikawal oleh nafsu marah tersebut.
2) Agama Islam
Agama Islam adalah agama yang paling sempurna kebenarannya. Selagi seorang manusia itu berpegang kepada agama islam yang sebenarnya maka mereka tidak akan sesat selamanya dan mereka akan terus bahagia di dunia ini dan juga akhirat kelak. Di akhirat nanti didalam syurga adalah jaminannya. Kita hendaklah mengamalkan setiap ajaran islam dengan sebenar-benarnya dalam kehidupan kita seharian. Dan Agama bisa hilnag dari diri kita karena sifat “Hasud”, artinya ada sifat dengki dalam diri kita. Kalau setiap dari kita umat islam saling dengki-mendengki antara satu sama lain dan tidak bersatu maka akan hancurlah agama islam ini.
3) Perasaan malu (Haya)
Sifat malu adalah satu sifat yang sangat mulia. Kerana malu itu sendiri adalah separuh daripada iman. Sifat malu dalam islam adalah malu kepada Allah. Seorang hamba itu hendaklah malu untuk melakukan kemaksiatan kepada Allah. Ini kerana kita sebagai hamba telah diberikan banyak nikmat oleh Allah tapi kita pula banyak melakukan dosa-dosa kepadaNya. Kita sepatutnya berasa malu.
Sifat tamak boleh menghilangkan perasaan malu seorang hamba itu kepada Allah. Ini kerana apabila seorang hamba itu menjadi tamak dalam mengejar kehidupan dunia seperti mengumpul harta kekayaan, mengejar pangkat dan kedudukan maka mereka menjadi lupa kepada Allah. Ramai orang yang terlalu menyintai dunia kerana terlalu tamak dan melupakan Allah dan hari akhirat. Islam tidak melarang umatnya mengumpul kekayaan tapi jangan sampai lupa untuk membawa bekalan takwa menuju hari akhirat nanti.
4) Amal soleh
Sebagai seorang hamba yang taat hendaklah kita banyak melakukan amal soleh kepada Allah. Amal soleh yang kita lakukan juga hendaklah ikhlas kepadaNya. Disamping menjaga hubungan kita dengan Allah, hubungan kita sesama makhluknya juga perlu dijaga.
Perbuatan menceritakan keburukan orang lain adalah sangat dilarang sama sekali dalam islam. Kita hendaklah menjaga keburukan orang lain sama seperti kita menjaga keburukan diri sendiri. Kesalahan atau keburukan orang lain hendaklah dihormati demi menjaga hubungan kita sesama islam. Walaupun orang itu salah kita hendaklah menegurnya secara baik. Bukannya dengan menceritakan keburukannya kepada orang lain.
Oleh itu, kita hendaklah sentiasa menghargai empat perkara yang berharga ini dalam kehidupan kita. Kita sepatut bersyukur kerana dikurniakan nikmat yang sangat berharga kepada kita ini. Tanpa empat perkara yang sangat berharga ini kehidupan kita tidak akan bermakna di dunia mahupun di akhirat.
Read More... Perkara yang berharga dalam diri manusia dan dia bisa hilang dengan empat perkara juga. Read More..

Kamis, 09 Desember 2010

Ma’na dan Essensi Hijrah

Acara : Pengajian Rutin Hari rabu (Pegawai SMPN 6 Garut)
Penyaji : Ustadz Alamsyah
Tempat : SMPN 6 Garut
Waktu : 08 Desember 2010, 12.30 s.d selesai

Ketika Rosululullah saw. bersama ummat islam saat itu melakukan hijah ke madinah, masih ada sejumlah sahabat yang tetap bertahan di mekah, Mereka tak mau meninggalkan Makkah dengan berbagai alasan . Namun selama bertahan di makkah , umummnya merak merasa tertindas sehingga diliputi rasa duka.
Alquran melukiskan mereka sebagai orang-orang yang menganiaya diri sendiri. Ketika mereka wafat dalam kondisi luka karena teraniaya. Malaikatpun bertanya,” Bagaimana keadaan kalian menjadi seperti ini?” “ kami adalah orang-orang yang tertindas di negeri makkah, “ jawab mereka. Alquran kemudian merekam peringatan malaikat berikutnya,”Bukankah bumi Allah itu luas, maka melalui firmannya ini, Allah seakan-akan tengah mengamini tindakan rasulullah dalam berhijrah, meskipun sempat beberapa kali gagal. Hijrah memang tidak sederhana. ia tidak hanya melibatkan tindakan fisik, tetapi juga menggambarkan kekuatan psikologis yang mendsari ketulusan berikhtiar untuk mewujudkan kehendak Allah. Berhijrah di bui itu?” (QS: Annisa(4):97). Hijrah berarti berpindah dengan meningalkan suatu tempat yang lain, atau berubah dengan meninggalkan suatu kondisi untuk menuju tempat yang lain, atau berubah dengan meninggalkan suatu kondisi untuk menuju kondisi yang lain
Dalam islam, hijrah memang ada dua macam:
1. Hijarah Hisyiah (hijrh fisik dengan berpindah tempat), dari darul khauf(negeri yan tidak aman dan tidak kondusif), menuju darul amn(negeri yang relative aman dan kondusif) seperti hijrah dari kota makkah ke habasyah(Ethiopia) dan dari Makkah ke Madinah.
2. Hijrah Ma’nawiyah (hijrah nilai) , Yakni dengan meninggalkan nilai-nilai atau kondisi –kondisi jahiliyah untuk berubah menuju nilai-nilai atau kondisi-kondisi islami. Seperti dalam aspek akidah, ibadah akhlak,pemikiran dan pola piker, muamalah, pergaulan, cara hidup, kehidupan berkeluarga,etos kerja, manajmen diri, manajmen waktu, manajmen dakwah, perjuangan, pengorbanan serta aspek-aspek diri dan kehidupan lainnya sesuai denga tuntutankeimanan dan konsekuensi keislaman.
Jika hijrah hisyyah bersifat kondisional dan situasioanal serta harus sesuai dengan syarat-syarat tertentu. Hijrah ma’nawiayah bersifat mutlak dan permanen, serta sekaligus merupakan syarat dan landasan bagi pelaksanaan hijrah hisiyah.
Hijrah ma’nawiyah inilah yang sebenarnya merupakan hakikat dan esensi dari perintah hijrah itu kuncinya ada pada kata perubahan! ya, ketika seseorang telah berikrar syahadat dan menyatakan diri telah beriman dan berislam, ia harus langsung berhijrah ma’nawiyah kea rah perubahan total tentu tetap mengikuti prinsip tadaruj 9pentahapan) sesuai shibghah rabaniyah (QS , Albaqarah:138) an memenuhi tutntutan berislam secara kaffah(QS, Albaqarah: 208).
Hijarah diklakukanbukan semata-mata untuk memperoleh kesenangan duniawi ataupun kesejahteraan material, melainkan juga kesempurnaan pengabdian untuk mewujudkan tatanan social,politik,ekonomi dan kebudayaan yang lebih mampu menjamin tegaknya hak-hak individu. oleh karena itu, hijrah menjadi solusi manusiawi sebagai wujud pengakuan atas segala keterbatasan manusia dalam memperoleh semua haknya sekaligus pernyataan sikap teologis untuk membuktikan segala kemahamurahan Allah bagi manusia.
Bahkan Allah sendiri menegur dengan tegas orang-orang yang memaksakan bertahan dalam ketidaknyamanan ataupun ketidak sejahteraan. Dalam situasi Indonesia yang tengah diliputi berbagai duka saat ini,. Kita tidak bisa tetap”menikmati” penderitaan hanya karena alasan sabar dan tawakal. Kita juga tidak bisa terus menerus membiarkan ketidakadilan melilit kehidupan. Saatnya kita berhijrah untuk melakukan perubahan sekaligus mengingatkan siapapun yang dipandang menjadi sumber kesemerawutan.
Read More... Ma’na dan Essensi Hijrah Read More..

Rabu, 08 Desember 2010

DUA KEKUATAN YANG DIMILIKI MANUSIA

Acara : Irmata
Penyaji : Ustad Wldan Kurniawan S,Ag
Tempat : SMPN 6 Garut
Waktu : 29 Nopember 2010, 12.30 s.d selesai

Firman Alloh dalam Al Qur’an:


فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
قَدْأَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا
وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا


8. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
10. dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. QUR’AN SURAT ASY-SYAMS AYAT 8 – 10

Setiap manusia dalam dirinya mempunyai dua potensi,pertama al bu’dul malakuti, kedua al bu’dul bahumi. al bu’dul malakuti ( kekuatan malaikat ) adalah kekuatan yang mengarahkan manusia untuk selalu menuju kesucian diri, selalu merasa rindu ingin dekat dengan Allah swt. Senang bila bisa membantu orang lain, ingin selalu berbuat kebaikan, peka terhadap penderitaan orang lain, mudah simpati dan empati terhadap perasaan orang lain. Dengan kata lain kekuatan malakuti ini adalah potensi dari sisi kebaikan manusia. Sementara al bu’dul bahumi ( Kekuatan binatang ) adalah kekuatan yang selalu mengarahkan manusia untuk berbuat keburukan, hatinya keras dan tidak mau peduli terhadap penderitaan orang lain, mengajak manusia untuk selalu iri dan dendam terhadap orang lain. Dengan kata lain kekuatan kebinatangan ini adalah sisi keburukan dari dalam diri manusia.
Kekuatan malaikat akan membawa manusia dekat dengan Allah dan jauh dari setan, sementara kekuatan kebinatangan akan membawa manusia dekat dengan setan dan jauh dari Allah.
Setan sebenarnya tidak memiliki kekuatan dan daya untuk mengajak manusia ke jalan yang sesat, kecuali jika manusia membuka lebar-lebar pintu kebinatangan dalam dirinya, maka setan akan dengan mudah memanfaatkan potensi itu untuk mengarahkan manusia kepada hal-hal yang buruk.
Dua kekuatan ini akan selalu berperang “memperebutkan diri kita”, inilah yang kemudian disebut dengan perang agung perang yang besar atau dalam istilah agama disebut JIHADUL AKBAR, perang melawan musuh yang ada didalam diri kita sendiri yang ingin membuat kita jauh dari Allah.
Bila kita berhasil melawan musuh yang ada didalam diri kita, kita akan mempunyai hati yang bersih, dan hati yang bersih adalah hati yang dinanti oleh Allah disuatu hari ketika Allah tidak melihat harta maupun anak keturunan, kecuali yang datang padanya dengan hati yang bersih.
Sebaliknya, bila kita kalah dalam memerangi musuh yang ada dalam diri kita sendiri, kita akan musnah binasa, jatuh dalam kehinaan serta tak ada tempat bagi diri kecuali tempat yang sangat buruk yaitu neraka jahim.
Oleh karena itu, Allah dengan sangat lembut mengingatkan kita dalam salah satu firman-Nya : “Sesungguhnya Allah telah mengilhamkan dalam diri manusia potensi keburukan dan potensi kebaikan, sungguh bahagia orang yang selalu membersihkan dirinya, dan sungguh merugi orang yang selalu mengotorinya”. ( QS, Asy-SYams : 8-10 )
Read More... DUA KEKUATAN YANG DIMILIKI MANUSIA Read More..

Rabu, 01 Desember 2010

Mewaspadai Godaan Syetan

Acara : Pengajian Rutin Hari rabu (Pegawai SMPN 6 Garut)
Penyaji : Ustad Sobarsana, S.Pd
Tempat : SMPN 6 Garut
Waktu : 01 Desember 2010, 12.30 s.d selesai


Firman Alloh dalm Al Quran :

ثُمَّ لآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ وَلاَ تَجِدُ أَكْثَرَهُ
شَاكِرِينَ
Artinya.
kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (Al a’raf ayat 17)

Allah mengingatkan dalam Al-Qur'an bahwa syetan adalah musuh yang nyata. Namun demikian, banyak umat Islam yang justru mengikuti langkah-langkah syetan, termakan oleh godaannya..
Kita kembangkan ayat tersebut di atas mengandung arti bahwa syetan selalu datang menggoda kita dari berbagai arah terutama yang harus kita waspadai dan harus kita sadari kedatangan godaan tersebut.
Ayat ini juga mengisyaratkan bahwa setan akan menghadang dan merayu manusia dari empat enjuru: depan, belakang, kanan dan kiri,sehingga tinggal dua penjuru yang aman, yaitu arah atas lambang kehadiran Allah Swt(tempat kita berdoa)., dan arah bawah lambang kesadaran (tempat kita berdoa/bersujud).
Banyak jalan membawa manusia menuju lalai kepada Allah, hingga ia menjadi lemah iman, dan mudah diganggu setan. Diantaranya adalah;
“Manusia yang berada dalam keadaan marah berlebihan “.Marah sesungguhnya adalah perkara manusiawi. Namun, marah untuk perkara yang tepat, di saat yang tepat dan dengan cara yang tepat tidak selalu mudah untuk dilakukan. Seorang mukmin diberi tuntunan untuk selalu dapat mengendalikan marahnya hingga marahnya adalah karena menemui kezaliman, dan diungkapkan dengan tidak meninggalkan keadilan. Sementara marah yang dibiarkan meluap murka berasal dari godaan setan yang bila dituruti akan menjauhkan seseorang dari mengingat tuntunan Allah dan RasulNya. Bila ini terjadi, setan lebih mudah mengganggunya, mengajaknya pada kesesatan bahkan kemudian menjadi sahabatnya.
“Seseorang yang tengah larut dalam kesedihan mendalam” .Larut dalam kesedihan berpotensi besar membuat orang lalai bahkan ingkar kepada Allah. Pikiran bahwa dirinya sedang mengalami kesialan, nestapa tak berujung, hingga merasa tak adanya keadilan Allah, adalah pintu-pintu masuknya gangguan setan secara lebih mudah. Karena itu, sekeras apapun musibah menimpakan nyeri hati dan sedih ingatlah itu sebagai ujian Allah dan Allah akan selalu mengiringi kesulitan kita dengan kemudahan.
“Seseorang yang sedang larut dalam kesenangan memabukkan “.Kesenangan tak selalu membawa keberkahan, apalagi bila datangnya kesenangan selalu disikapi sebagai hasil kerja keras diri sendiri, keluarga sendiri atau kerja tim sendiri dan direguk sepuas-puasnya demi kenikmatan sesaat. Campur tangan Allah pun menjadi terabaikan dan jatuhlah manusia pada kelalaian. Pada saat ini terjadi, celah setan untuk mengganggu manusia semakin terbuka lebar, entah untuk memupuk kesombongan, memudahkan manusia berbuat maksiat atau menjauhkan manusia dari ketaatan beribadah kepadaNya. Tak heran, bahkan dalam melakukan hubungan suami isteri pun, salah satu tuntunan Islam adalah memanjatkan doa kepada Allah agar dijauhkan dari gangguan setan.
Hal ni tentu bagi mereka yang memiliki kekebalan jiwa. Ini menjadi dasar Al-Quran memerintahkan manusia untuk berta'awwudz memohon perlindungan-Nya saat terasa ada godaan,sebagaimana dalam berjihad seorang Muslim dianjurkan banyak berzikir, antara lain dengan menyebut atau memekikkan kalimat takbir "Allahu Akbar", Ini berarti bahwa syetan dapat mundur dan melempem, atau bersembunyi, jika manusia melakukan zikir kepada Allah.
Di atas telah dikemukakan bahwa setan, baik dari jenis jin dan manusia selalu berupaya untuk membisikkan rayuan dan ajakan negatif, Tidak mudah membedakan antara rayuan setan dan nafsu manusia.Ulama-ulama, khususnya menekankan bahwa pada hakikatnya manusia tidak mengetahui gejolak nafsu dan bisikan hati, kecuali bila dapat melepaskan diri dari pengaruh gejolak tersebut
Read More... Mewaspadai Godaan Syetan Read More..

Minggu, 14 November 2010

KEKUATAN SYETAN YANG BERWAJAH MANUSIA


Acara  : IRMATA
Penyaji : Ustad Wildan Kurniawan, S.Ag
Tempat : SMPN 6 Garut
Waktu :  22 Oktober 2010 (10.30 s/d selesai)



Firman ALLOH dalaam QS,AN-nas:5-6

 الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُوْرِ النَّاسِ   
  مِنَ الجِنَّةِ وَالنَّاسِ

Artinya:
5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
6. dari (golongan) jin dan manusia.

Ketika seorang mubaligh bercerita tentang godaan syetan yang akan mengganggu kita apabila kita akan berbuat kebaikan, bahkan sang syetan akan terus berusaha membatalkan usaha kita supaya tidak jadi beramal sholih, tiba – tiba seorang mustami yang hadir pada saat itu berdiri dan meminta izin untuk pulang ke rumahnya, “ wahai syekh ! izinkan aku pulang untuk mengambil sesuatu yang bisa disedekahkan dan akan kulawan syetan-syetan itu!.  
Ketika sampai di rumah si mustami tadi mengambil kantong kosong dan mengisinya dengan gandum untuk disedekahkan , dia merasa senang karena merasa tidak ada setan yang mengganggunya, namun ketika dia telah berhasil mengantongi gandum dan hendak keluar untuk bersedekah, tiba-tiba istrinya datang menghalanginya untuk menyedekahkan gandum yang sudah dikantonginya. Pada saat itu terjadi pertengkaran antara si lelaki tadi dengan istrinya, bahkan saling berebut gandum yang akhirnya gandumnya pun jatuh dan berserakan di lantai, dan si lelaki itupun tak jadi sedekah.
Ketika si mustami itu kembali ke mesjid sang mubaligh bertanya kepadanya, bagaimana apakah kau telah berhasil bersedekah dan mengalahkan syetan-syetan itu? Si mustami menjawab : sudah, aku telah berhasil mengalahkan syetan-syetan itu, namun “induknya syetan” datang dan aku kalah olehnya.



Anak – anaku sekalian !
Kisah tadi hanya untuk memberi gambaran bahwa syetan yang berwajah manusia kadang lebih kuat dibanding dengan syetan yang tak Nampak, syetan jenis ini ( yang Nampak ) bisa berupa teman duduk kita di kelas, bisa jadi guru kita bahkan bisa jadi oranng tua kita sendiri.
Bukankah sejak tadi pagi kita sudah bertekad berangkat dari rumah untuk pergi ke sekolah, namun hanya karena ajakan dan bisikan syetan yang berupa teman kita malah jadi bolos dan lebih memilih warnet atau  PS sebagai tempat mangkal kita ?
Sejak masuk kelas kita sudah bulat bahwa nanti kalau pulang sekolah mau sholat berjamaah dzuhur di sekolah, namun ketika ada sobat kita yang mengajak kabur, demi solidaritas teman, kita tak kuasa melawanya meskipun harus kabur dengan susah payah meloncati benteng sekolah.
Sekali lagi, sejak awal ketika kita berniat mau ke sekolah dan mentaati peraturan sekolah, sebenarnya kita sedang bertarung melawan syetan yang tak Nampak dan kebanyakan dari kita berhasil mengalahkanya, namun ketika syetan itu berubah wujud menjadi teman kita, dan mengajak kita untuk melanggar peraturan sekolah kita tak kuat melawanya
Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap bisikan syetan baik syetan dari kelompok jin ( yang tak Nampak ), maupun syetan dari kelompok manusia        ( yang Nampak ) yang kadang kita sulit untuk melawannya hanya demi solidaritas ataupun malu karena dia berwajah atasan kita, ortu kita, ataupun teman sejati kita.

Read More... KEKUATAN SYETAN YANG BERWAJAH MANUSIA Read More..

Rabu, 10 November 2010

Memaknai Salah Satu Ayat Surat Huud


Acara  : Pengajian Rutin Hari rabu (Pegawai SMPN 6 Garut)
Penyaji : Ustad DIDIN
Tempat : SMPN 6 Garut
Waktu : 10 Nopember 2010, 12.30 s.d selesai


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ وَمَا كَانَ
Artinya :
Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.

Berkenaan dengan ayat tersebut diatas, kita merasa miris dengan kejadian yang ada di Indonesia secara terus menerus dilanda bencana alam.
 Ada apa dengan bangsa Indonesia? Dengan terjadinya banjir, lumpur Lapindo, air bah Cigintung,Longsor wasior, erupsi merapi, tsunami dan yang lainnya. Ini terjadi hampir menyeluruh dibanyak kawasan di Nusantara dibarengi juga dengan bencana longsor, angin kencang yang menumbangkan banyak pohon, puting beliung yang banyak merobohkan rumah-rumah.
Sungguh suatu hal yang aneh bila kita hanya mengganggap hal ini terjadi,secara kebetulan, pasti ada yang salah dengan keadaan bangsa ini yangseolah-olah alam memberikan peringatan yang makin lama makin besar
terhadap bangsa ini kecuali bangsa ini berubah.
Pada jaman dulu kehancuran negeri yang sebelumnya digambarkan hidup penuh makmur, sejahtera, dan damai dilakukan melalui bermacam-macam cara: diberi gempa bumi yang hebat yang berlangsung berhari-hari dan diiringin dengan hujan batu berlumpur, seperti yang dialami kaum Nabi Luth as; terjangan badai dahsyat dan cuaca dingin seperti dialami ummat Nabi Hud as; menenggelamkan penghuninya dengan banjir besar, seperti yang dialami ummat Nabi Nuh as; gemuruh suara petir yang sangat kuat dan mematikan seperti ummat Nabi Shalih as.
Kaum Nabi Luth as dimusnahkan akibat perbuatan mereka yang melegalisir hubungan seksual dengan kaum sejenis (homosek). Mereka memilih sesama lelaki untuk pasangan hidupnya. Bahkan perkawinan yang wajar (antara lelaki-perempuan) dianggap hal yang aneh. Penawaran Luth akan putrinya agar mereka nikahi justru dicibirkan.
Kehancuran yang menimpa kaum `Ad adalah akibat perilaku mereka yang syirik kepada Allah swt. Mereka menganut kepercayaan kepada banyak dewa dan menyembah dewa-dewa tersebut.
Kaum Tsamud dihancurkan akibat durhaka kepada Tuhan dan mendustai ajaran Nabi Shalih as. Nabi Shalih mengajak ummatnya agar kembali ke jalan yang benar, namun mereka menolak. Bahkan unta yang menjadi mukjizat Nabi Shalih mereka bunuh.
Mereka hidup berwewah-mewah dengan mendirikan rumah-rumah dan bungalow-bungalow megah. Mendirikan sarana megah bagi mereka tidak sulit sebab mereka ahli-ahli bangunan yang tak tertandingkan pada masanya. Dan segala kemampauan yang dimiliki, mereka curahkan untuk menikmati kehidupan dunia. Sementara masih banyak masyarakat melarat yang hidup menderita. Oleh sebab itu, Allah membinasakan mereka lantaran hidup semakin congkak dan sombong, dengan mendatangkan gempa dan petir yang dahsyat.
Sesungguhnya, musibah maupun ‘adzab yang ditimpakan Allah SWT kepada manusia ditujukan agar mereka kembali mentauhidkan Allah SWT, dan menjalankan seluruh syariatNya dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Sayangnya, banyak orang memandang musibah sebagai peristiwa dan fenomena alam biasa, bukan sebagai peringatan dan pelajaran dari Allah SWT. Akibatnya, mereka tetap tidak mau berbenah dan memperbaiki diri. Mereka tetap melakukan kemaksiyatan dan menyia-nyiakan syariat Allah SWT. Mereka lebih percaya kepada kekuatan ilmu dan teknologi bikinan manusia untuk menangkal bencana dan musibah, dari pada Kekuatan dan Kekuasaan Allah SWT. Adanya musibah tidak justru menjadikan mereka rendah diri dan bersandar kepada Allah, namun justru menyeret mereka untuk semakin ingkar kepada Allah SWT.download
Walaupun segala bencana adalah rasional, namun Islam mensyariatkan kepada umatnya untuk ber-istirjaa', yaitu ketika mendapatkan musibah segera mengucapkan Innaa Lillaahi wa Innaa Ilayhi Raaji'uun, yang berarti "Sesungguhnya kami adalah milik Allah Swt, dan hanya kepada-Nya-lah kami kembali". Ucapan ini memang terlihat sederhana, namun ia memiliki makna yang sangat mendalam, yakni mengingatkan kita untuk senantiasa ber-Tauhid, ber-Qadhaa dan ber-Qadar.


Read More... Memaknai Salah Satu Ayat Surat Huud Read More..

Selasa, 09 November 2010

POTRET SEORANG IBU

Acara  : IRMATA
Penyaji : Ustad Wildan Kurniawan, S.Ag
Tempat : SMPN 6 Garut
Waktu :  12.30 s.d selesai



Ketika Rosulullah saw ditanya, “Diantara semua orang, siapakah yang paling pantas menerima kebaikan  cinta kasih ( BIRR ) ?Rosul menjawab, Ibumu”. Penanya itu bertanya lagi, setelah itu siapa lagi ?, Rasul menjawab, Ibumu. Dia bertanya lagi, setelah itu siapa ? Ibumu jawab Rasul kemudian setelah itu baru Bapakmu”.
Kata Birr sering diterjemahkan prilaku baik, kemurahan hati, perbuatan yang penuh kasih sayang dan kelembutan, sementara bentuk adjektif dari Birr adalah Barr yaitu salah satu sifat Allah swt ( QS. 52 : 287 ).
Rosulallah mengajarkan kepada kita untuk memuliakan orang tua kita, terutama ibu. Kata yang digunakannya pun kata Birr yang memiliki kesamaan makna dengan Barr  ( sebagai salah satu sifat Allah ). Ini berarti bahwa seorang ibu mempunyai kedudukan yang sangat terhormat dan mulia di sisi Allah, bahkan perintah untuk taat kepada Allah dirangkaikan dengan keharusan berbuat baik kepada orang tua. Selain itu, ibu disebut sebanyak 3 kali sementara bapak 1 kali.
Kedudukan ibu dalam tradisi islam tercermin dalam pemberian nama salah satu organ tubuhnya yang diambil dari sifat Allah swt yaitu Rahim yang berasal dari akar yang sama dengan Rahmah ( salah satu sifat Allah ).
Oleh karena itu hubungan antara Birr dan Barr, Rahim dan Rahmah, Ibu dan Allah, sangat jelas dalam bentuk maupun makna dari kata yang di gunakan. Oleh sebab itu barang siapa yang tidak mau memuliakan ibu berarti dia sedang memutuskan kasih sayang Allah kepadanya.
Allah berfirman : “Akulah Tuhan dan Aku adalah Yang Maha Pengasih. Aku ciptakan rahim dan aku berikan padanya sebuah nama yang berasal dari nama-ku sendiri. Maka jika seseorang menyatukan rahim, maka Aku akan menyatukan dirinya dengan-Ku”.           ( Hadits Qudsi )
Namun sayang, ditengah kehidupan yang serba materialistic, di tengah arus sekulerisasi dan liberalisasi terhadap norma-norma agama, pengorbanan, ketegaran dan kehebatan seorang ibu yang semestinya dihormati, dipuja, dan dikagumi oleh seorang anak, kini sudah mulai luntur malah diabaikan.
Akibatnya, banyak anak yang tak hormat lagi pada ibunya, hanya lantaran ibunya sedikit melakukan kesalahan kecil yang manusiawi, atau hanya karena kita malu karena ibu kita lusuh, kelihatan kotor, kampungan dan tidak berpikiran modern, sementara kita merasa diri telah hebat, paling modern, paling gaul hanya karena pendidikan kita lebih tinggi dari ibu kita.
Padahal kalau ditafakuri semua jasa dan pengorbanan seorang ibu, yang telah memberikan DARAHNYA buat kelangsungan hidup kita selama 9 bulan 10 hari (selama di kandung), dan AIR SUSUNYA selama 20 bulan 20 hari ( masa menyusui ) lihat ( QS. 46 : 15 ), maka tak seorangpun anak yang mampu membalas semua pengorbanan ini.
Oleh karena itu, selagi ibu kita masih ada muliakanlah beliau, sebelum semuanya terlambat.betapa malangnya seorang anak yang belum sempat berbakti pada ibunya, sementara kini ibunya telah tiada, jangankan berbakti hanya untuk meminta maaf atas segala kekhilafanya saja tak sempat, apalagi kalau kita mengenang semasa ibu masih ada, sering wajah kita bermuka masam, tak jarang ucapan yang tak pantas keluar dari mulut kita, banyak prilaku tak bermoral kita tunjukan  pada ibunda di rumah, padahal semua pengorbananya tak terbalaskan.
Sebelum sesal kita semakin dalam, marilah di tengah keheningan malam, saat bulan bersinar lembut, ketika Allah turun ke bumi mencari hamba-hamba-Nya yang sedang bersujud, mari kita bersimpuh di hadapan-Nya dengan segunung harapan menerawang jasa dan pengorbana yang telah ibunda lakukan- apapun- dan – bagaimanapun-agar tak ada sesal saat mahkamah Ilahi menghadirkan butir-butir air mata ibunda sebagai saksi atas kesedihan dan kepedihan dalam getirnya kehidupan yang ia jalani.



Read More... POTRET SEORANG IBU Read More..

Senin, 08 November 2010

HARGA DIRI KAUM MUSLIM LEBIH TERHORMAT DARI PADA KA’BAH


Acara  : Tausyiah (sosialisasi SSN SMP 6 Garut)
Penyaji : Ustad Wildan Kurniawan, S.Ag
Tempat : SMPN 6 Garut
Waktu  : 6 Nopember 2010, 12.30 s.d selesai

Alloh SWT dalam firmanNya
Alquran ,Surat Al Hujuraat ayat 12  yang artinya :
. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS, AlHujurat:12)
Ayat di atas melarang tiga hal, yang apabila dilakukan akan dapat menghancurkan nilai-nilai persaudaran di kalangan kaum musllimin. Pertama “ Adzonnu”, kedua “ Tajassus”, dan ketiga “ Ghibah”.
Ketika Ibnu Umar bertawaf bersama Rosululloh tiba-tiba Ibnu Umar mendengar Rasul berbicara kepada Ka’bah, “wahai ka’bah betapa indahnya engkau, betapa harumnya baumu, dan betapa besarnya kehormatanmu, tapi demi Allah yang diriku ada di tangan-Nya, sesungguhnya Kehormatan seorang mu’min jauh lebih besar di banding dengan kehormatanmu, darah dan hartanya harus dihormati dan tidak boleh berprasangka kecuali yang baik-baik saja”.
Kaum muslimin diajarkan untuk tidak saling berprasangka yang jelek, menuduh tanpa dasar yang jelas, apalagi memfitnah, Rasul mengingatkan kita supaya menjauhi prasangka jelek ( Adzonnu ) karena sesungguhnya prasangka jelek adalah sedusta-dustanya ucapan.
Apabila seseorang sudah mulai berprasangka jelek, maka dia akan terjerumus pada tahapan selanjutnya yaitu TAJASSUS ( mencari-cari keburukan orang lain ). Dia  akan mulai mencari kelemahan, keburukan dari orang yang dia sangka untuk membenarkan sangkaanya, Rosululloh mengingatkan kita dengan keras bahwa barang siapa yang suka mencari keburukan orang lain maka Allah akan membukakan aibnya sendiri dan mempermalukanya walaupun di tengah keluarganya. Dan dalam riwayat lain Rosul bersabda Berbahagialah orang yang selalu sibuk dengan aibnya sendiri ( intropeksi diri ) dibanding mengurus dan sibuk mencari aib orang lain. Allah saja Yang Maha Kuasa masih senang menutupi aib diri kita, menutupinya dari pandangan manusia, bisa dibayangkan seandainya Allah memperlihatkan aib kita di hadapan banyak manusia, tentu kita tidak bisa  manampakan wajah kita di hadapan manusia karena malu, oleh karena itu tutupilah aib orang lain sebagaimana Allah menutupi aib diri kita di hadapan manusia yang lainnya.
Tahapan selanjutnya amalan yang bisa meruntuhkan nilai-nilai persudaraan sesame muslim adalah Ghibah         ( Menyebarkan aib orang lain ) , pelaku ghibah seperti orang yang menusuk dari belakang, dia melucuti, meruntuhkan kehormatan orang lain bahkan membunuh karakter orang lain tanpa orang tersebut bisa membela atau mempertahankan dirinya dari serangan pelaku ghibah, karena dirinya tidak sadar / tahu sedang dijelek-jelekan.
Ka’bah adalah symbol syi’ar Islam, tempat mengagungkan Allah, siapapun yang mencoba menghancurkan ka’bah akan mengundang murka Allah seperti yang pernah dilakukan  oleh Abrahah, namun demikian kehormatan seorang muslim jauh lebih besar dibanding dengan ka’bah, bisa kita bayangkan bagaimana murkanya Allah bila ada yang mencoba menghancurkan kehormatan seorang muslim.
Oleh karena itu jauhilah oleh kita Adzonnu,Tajassus, dan Ghibah.
Ghibah takan pernah ada bila kita tidak melakukan Tajassus,
dan tajassus takan terjadi bila kita tidak punya prasangka yang jelek ( Adzonu ).

Namun bila kita melakukan semuanya, kita selalu berprasangka jelek, kemudian mencari keburukan orang lain dan menyebarkanya, maka sebenarnya kita sedang menghancurkan kehormatan seorang muslim lainya dan perbuatan itu seperti ORANG YANG SEDANG MEMAKAN DAGING BANGKAI SAUDARANYA SENDIRI,TENTU KITA SANGAT MEMBENCINYA, MAKA TAKUTLAH PADA ALLAH, SESUNGGUHNYA ALLAH MAHA PENERIMA TAUBAT DAN MAHA PENYAYANG. Wallahu A’lam Bi Shawwab
Read More... HARGA DIRI KAUM MUSLIM LEBIH TERHORMAT DARI PADA KA’BAH Read More..
Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template